Home > Sermon > Key Moments Before Entering The Promised Land | Ps. Fedry Ridson | 14 Januari 2024

Yohanes 16:33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.

Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa di dunia ini kita akan menghadapi manusia, tetapi Tuhan Yesus juga menguatkan kita untuk tidak takut, sebab Tuhan Yesus telah mengalahkan dunia.

Masalah kita bukan tidak fokus, tetapi salah fokus. Seringkali ketika menghadapi masalah, kita lebih fokus kepada masalahnya daripada janji Tuhan. Masalah dapat berubah, tetapi janji Tuhan tidak berubah. Tuhan ingin kita berfokus kepada karya Yesus yang telah selesai.

Yosua 3:3-11

Bagaimana supaya fokus kita kembali benar? Kembalilah kepada Firman Tuhan. Fokuskan apa yang kita lihat, baca, dan dengar dengan Firman Tuhan, sehingga kita semakin dikuatkan dengan kesetiaan dan penyertaan Tuhan melalui Firman Tuhan.

Yosua 4:6,21-24

Setiap kebaikan Tuhan adalah untuk mengingatkan kita akan penyertaan dan pertolongan Tuhan dalam hidup kita.

Karena itu, saat kita menghadapi masalah, janganlah berfokus pada masalah, kesalahan, ataupun dosa kita, tetapi berfokuslah pada kebaikan, penyertaan, dan janji Tuhan.

Yosua 5:4-12

The value of a promise is not the promise, but the promiser.

Sebelum bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian, bangsa Israel diproses di padang gurun supaya terlepas dari pola pikir perbudakan. Tuhan tidak berjanji memberikan manna selamanya, tetapi Dia berjanji memberikan Tanah Perjanjian yang berlimpah susu dan madu.

Manna is God’s provision, but not the promise.

Tuhan memproses hidup kita supaya pola pikir perbudakan diganti menjadi pola pikir yang sesuai dengan identitas kita di dalam Kristus. Jangan menjalani kehidupan hanya bergantung pada manna. Jangan hidup dengan mental “dari mujizat ke mujizat”. Tuhan justru ingin kita masuk dalam Tanah Perjanjian dan menghidupinya.

The stop of manna is the start of the promised land.